Siapa yang di sini masih mengandalkan dalam mencari informasi dengan melihat tayangan televisi? Pasti, ada yang menjawab, saya ! Ya, meski media digital semakin menjamur dan diminati oleh masyarakat, namun tidak menghalangkan bagi mereka yang ingin menyaksikan berita terupdate melalui layar, ya layar televisi. Nah ! Bagi kamu yang suka atau sering aktif dalam hal "mengkritisi" acara televisi, bisa kok ikut berpartisipasi di Give Away Mbak Wafda Sajida Dzahabiyya :) . Kalau saya sih, akan berpartisipasi dan bercerita melalui postingan ini :)
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Kolonialisasi Media Televisi! Yuk ikut mengkritisi program televisi~”
Pada postingan ini, saya tidak
akan membahas mengenai stasiun televisi secara luas namun lebih ke acara
programnya, yaitu berita. Jujur aja ya, setiap stasiun televisi mencoba
“menyajikan” sesuai dengan “ciri khas dan jalurnya” masing-masing. Misalnya
ketika kalian menonton acara televisi X maka kamu akan menemukan benang merahnya,
benang merah di sini artinya “pembahasan” apa yang menarik dari stasiun
televisi tersebut. Hmm..setelah saya amati dari setiap hari dan beberapa
stasiun televisi, maka saya dapat menarik kesimpulan dan mencoba kritisi dalam
“memandang” acara berita televisi. Kita anlogikan saja ya, TV X, TV Y, TV Z dan
sebagainya. Jika kalian aktif dalam menoton acara televisi pasti kalian
mengetahui stasiun televisi mana yang saya analogikan hehehe. Saya menonton
acara televisi biasanya live streaming sih tapi tergantung waktunya. Ketika
saya menonton acara berita TV X, dalam siarannya yang hanya 30 menit dan itupun
sudah dihitung dengan iklan, penyajian beritanya kalau menurut saya belum
diulas secara luas ya. Namun saya bingung kok bisa ya menang mulu dalam sebuah
ajang penghargaan khususnya untuk program beritanya. Padahal masih banyak
stasiun televisi yang lainnya dengan durasinya lebih lama dan ulasannya lebih
lugas dan kritis tapi tidak memenangkan penghargaan tersebut. Tapi harus diakui
bahwa TV X merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang sudah
berpengalaman namun sangat disayangkan jika pada stasiun televisi tersebut
tidak netral apalagi menjelang pemilu.
Ya, begitulah jadinya jika “yang
punya” stasiun televisi tersebut orang partai, iklannya pun dijejali dengan
sosoknya, ibaratnya seperti “kampanye’ namun secara kalem saja. Apakah itu
terjadi hanya di TV X saja? Tidak ! Beberapa stasiun televisi yang lainpun
tidak mau ketinggalan juga dalam hal “iklan gratis” di stasiun televisi
“punyanya”. Kita ambil contoh TV Y dan TV Z. Di mana pemilik TV Y dan TV Z
adalah orang “partai” juga maka secara tidak langsung acara beritanya sesuai
dengan “pesanan”. Misalnya, ketika salah satu partai yang anggotanya sudah
terbukti melakukan korupsi atau tindakan negatif lainnya, maka pihak stasiun
televisi yang meliputnya akan dibahas dalam topik “berdiskusi”, tidak akan
menyebutkan partainya namun lebih ke orangnya. Berbeda sekali dengan stasiun
televisi yang benar-benar netral, dalam arti “yang punya” bukan orang partai
atau politik, mereka akan menyajikan berita dalam konteks yang berbeda. Namun
sangat disayangkan pula , ketika pada stasiun
televisi tersebut tidak ada “kaitannya” dengan yang diluar sana eh tapi
acara beritanya sangat minim cuma terlihat di pagi, siang dan sore. Tidak ada
program berita yang khusus yang mengelupas kejadian yang sedang eksis beredar,
ibaratnya bisa jadi “topik hangat”. Dan acara berita favorit saya adalah ada di
2 stasiun televisi yang isinya mengelupas kejadian atau peristiwa yang tejadi
secara lebih luas dan tidak ada “batasan” dalam menyajikan berita tesebut.
Misalnya, tidak terfokus pada satu hal saja yang topiknya itu-itu aja mulu
namun lebih ke arah yang lainnya yang lebih kompleks dan sudut pandang yang
berbeda-beda dengan menampilkan narasumber yang kompeten di bidang yang
dibahas, bukan juga narasumber yang saling menjelekkan atau sering menyerang ke
narasumber lain, seperti tidak beretika kelihatannya.
Dan kalau menurut pandangan pribadi
saya, program televisi berupa berita sudah cukup banyak, bahkan ada stasiun
televisi yang setiap hari menyajikan berita yang dibagi dalam beberapa segmen,
ada juga berita yang mencoba menyajikan acara berita yang berbeda misalnya
mengangkat topik yang berbeda dari lainnya. Pesan saya, untuk stasiun televisi, tetap menyajikan berita secara
sebenar-benarnya tidak dilebihkan atau dikurangkan informasinya, tidak juga
saling mengadu domba narasumbernya. Pasti semua setuju dong, acara berita akan
terlihat “apik” dan ‘berkualitas” ketika acara berita yang disajikan tidak
selalu topik itu-itu aja , narasumbernya sesuai dengan bidangnya dalam arti
mengetahui inti permasalahannya, presenter yang pintar dalam arti memandu acara
berita tersebut dalam memberikan pertanyaan atau saat membacakan berita
tersebut. Dan tugas kita sebagai penonton atau yang menikmati acara berita di
suatu televisi, pintarlah dalam memilih program acara televisi tidak terkecuali
berita. Jangan terfokus menonton acara berita di satu stasiun televisi saja
namun bisa ke beberapa stasiun televisi, gunanya untuk membandingkan dalam hal
informasinya yang disajikan dan tidak bosan aja jika menonton acara berita itu
mulu hehehe. Saya yakin penikmat acara berita sudah sangat pintar dalam memilah
dan memilih acara berita J
Wew .... titis ternyata jeli juga yah ... hehe. Memang begitulah kenyataan media sekarang ... menjadi alat propaganda politik.
BalasHapusEmang begitu kenyataannya hehe. Begitulah faktanya, ketika stasiun televisi pun "dibajak" sesuai dengan pesanan hihihi.
HapusHm ... sempat jumat lalu, saya bersama teman-teman mendiskusikan tentang ini... pada kesimpulan akhirnya, masyarakat lah yang menjadi korban ...
HapusYa, beginilah jadi masyarakat hanya mengikuti aja, tapi kita harus bijak juga ya dalam memilah dan memilih acara di televisi :D
Hapuskenap gak disebutin sekalian nama stasiunya ? hehehe
BalasHapuspertanyaan yang sama untuk titis ;)
HapusFiu dan Putri : Tanpa saya sebutkan pasti sudah tahu namanya apa hehe
Hapusiya siii, tapi nggak yg membaca bisa langsung ngeh siapa yg dimaksud, paling tidak klo neng titis mw kritis sekalian saja blak-blakan asal dengan bahsa yg sopan , hehehe itu meneurutku ,,,
HapusTapi di sini saya hanya ingin berpendapat saja :)
Hapushehehe, bener sih tapi klo mnrut sy sih adanya pendapat di pubilikasikan/diutarakan biar semuanya tahu .. apalgi ini sifatnya sudah online ... ^_^ pisssss hehe
HapusSaya harus tahu batasannya di dunia online :)
Hapusdan sejak di siak,g ada tivi,g mau beli tv takutnya pindah kota lagi hehehe...ibu kos ada tv,da seing lihat tv merah sama biru (yg burung) jadi berita2 aja,yg lain nggaklah.......hehe,tapi kalo malam sih yg ngilangin stres,goyang caisar wahahahaha
BalasHapusWah, pake tv tunner gak bisa mbak Hana?
HapusKeep Smile ya hahaha
jeli juga ;)
BalasHapusBegitulah :D
HapusBener banget mak, saya aja sekarang suka males nonton tv, habis bingung mau nonton apaan...
BalasHapusIya Mak, ngeblog aja ya ^^
HapusWiihh, blognya udah makin kece aja nih kak, terakhir mampir sih pas ganti template deh kyknya, hehehe
BalasHapusKeren ulasannya kak, jeli dan menggigit (y)
Semoga menang deh kak, aaamiiinnn *bantu rapal mantera* :D
Oh iya, mohon masukkannya kak, lagi belajar buat resensi nih kak..
http://1coretanhidup.blogspot.com/2013/12/resensi-cineus-meraih-mimpi-sulitkah.html
Mampir ya^^
Selamat berkunjung kembali ya :)
HapusTerima kasih sudah berkunjung ^^
saya berusaha menjadi penonton yang cerdas ketika melihat tayangan tv. Memilah2 atau tidak langsung percaya dengan apa yang ditayangkan. Tapi, pada akhirnya kebanyakan mualnya juga kalau nonton tv. Abis banyak tayangan ribut sana-sini. Jadi, akhirnya jarang2 nonton :D
BalasHapusHehehe, kalau begitu ngeblog aja ya mbak ^^
HapusAh..memang sekarang jamannya TV dikuasai oleh orang-orang dalam, yg merasa punya tv langsung deh iklan gratis dengan secara terselubung mereka itu sedang melakukan kampanye.
BalasHapusHmmmm itulah Indonesia :p
btw, kita juga harus pandai2 milih program tv, kasian kalo waktu belajar dipake buat nonton acara yang gak jelas
"aiiih malah curhat" maaf
Wah, terima kasih ya mbak Mei sudah berbagi cerita di sini:)
HapusBijak dan pintarlah dalam memilah - memilih acara di televisi ^^
gimana kalau kita-kita rame-rame ikutan buat stasiun tlevisi sendiri, biar bisa ikutan prapaganda sekalian. hehee
BalasHapusSaya hanya rakyat biasa bukan pengusaha :p
Hapuswah. mbak titis membahas program berita ya. lain dengan yang lain ya.
BalasHapusemang bener sih ini, kalau udah bos media, ya pasti pemberitaan tentang dia positif mulu. bisa dipecat semua itu karyawan tv nya kalau pemberitaan negatif
Iya, begitulah faktanya hehe.
HapusMedia memang susah untuk obyektif :D
BalasHapusHihihihi.
HapusKalau saya justru kurang berkenan dg caleg yg terlalu banyak nampang (ngiklan - red) di TV.
BalasHapusSaya berpikir, daripada uangnya untuk membuat iklan, lebih baik terjun langsung ke masyarakat. Pencitraan positif :)
Iya sih, lebih baik langsung turun ke bawah ya mbak dan melihat sendiri permasalahan apa yang terjadi :)
Hapusyang laku 'dijual' media yaa emng berita negatif kaa..
BalasHapusitu membuktikan juga yg nonton lbh seneng tontonan negatif --"
yang bagus di jelek2in, yang jelek ditambahin jelek lagi.. itulah berita skg ..
Caleg yah? abaikan ajalah ! hahaha
Ya, abaikan aja pemberitaan negatif ya :D
HapusKembali ke pribadi masing" ya mau menonton acara seperti apa hehe.
Pemirsa Indonesia udah mulai cerdas, tapi gak semuanya sih... :D
BalasHapusCerdaslah dalam memilih acara di TV ya :D
Hapusatas nama komersilsasi, tayangannya pun disesuaikan dengan kebutuhan pemilik, bukan masyarakat. Singkat kata yang punya stasiun TV bakalan lebih mudah ngemodus #eh
BalasHapusWahaha..bahasanya modus :D
Hapusintinya media memang sulit untuk bersikap objektif
BalasHapusHihihihi.
HapusMenyikapi media memang semestinya kita menjadi pemirsa yang kritis :)
BalasHapustidak membeo saja (gitu kali yah istilahnya) hehehe
Saya baru tahu mbak istilah membeo hehe.
Hapussudah dari tahun 2011 saya tidak melihat TV terlalu sering (juga saya tidak punya TV) :)
BalasHapushanya kadang2 saja melihat itupun kalau di tempat kerja dan biasanya TV luar, jadi sekarang tidak begitu mengikuti perkembangan TV lokal... :)
hehehe, ibaratnya seperti phobia mbak sama tv :D
HapusMet malam mba Titis,
BalasHapusKunjungan pertama ke blognya ini...
Ah saya jarang nonton tv. Lebih suka denger musik saja. Kalo berita lebih suka baca media on line saja...
Oh iya, salam kenal mba...
Media online jadi jalan keluarnya ya mas :)
HapusSalam kenal kembali ya ^^
kalau saya mbk...
BalasHapuskalau Tim Bola kesyangan tidak main Real Madrid
saya ngk akan nonton tv heheh
Wah, ada #HalaMadrid di sini :p
Hapus