Sumber gambar : google |
Ada yang rindu dengan update-an saya di blog? Hmm...belakangan ini blog saya "sedikit" terlantarkan hehehe. Bukan karena tak ada ide, namun saya ingin istirahat dulu sejenak dari menulis. Soalnya biar ada rasa kangen gitu loh, ya kangen menulis lagi :D Untuk kesempatan ini, saya akan membahas mengenai taksi. Loh kok, memilih judul taksi sih? Pasti pada penasaran ya hehe. Disini saya tidak akan membahas perusahaan taksi ya, hanya ingin berbagi cerita mengenai supir taksinya dan semoga yang membaca tulisan ini bisa mengambil hikmahnya ^.^
Siapa yang suka berlangganan taksi? Apalagi bagi yang suka mondar-mandir ke Bandara. Untuk di Jakarta sendiri, taksi itu beraneka macam merknya. Disini saya akan menceritakan dengan pilihan Taksi A dan Taksi B. Jujur saja, saya sebelum menaiki taksi pilah-pilih dulu, bukan karena tidak percaya sama sopirnya loh cuma ingin memastikan "kenyamanan dan keamanan" sebagai penumpang. Apalagi jika wanita dan sendiri, pasti paranoid deh ya kan? hehehe. Kita bisa memetik pelajaran dari siapapun dan kapanpun kan? Dan beberapa waktu lalu saya memetik pelajaran via sopir taksi dan kalau menurut saya itu real sesuai dengan kenyataan. Begini ceritanya >
Siapa yang suka berlangganan taksi? Apalagi bagi yang suka mondar-mandir ke Bandara. Untuk di Jakarta sendiri, taksi itu beraneka macam merknya. Disini saya akan menceritakan dengan pilihan Taksi A dan Taksi B. Jujur saja, saya sebelum menaiki taksi pilah-pilih dulu, bukan karena tidak percaya sama sopirnya loh cuma ingin memastikan "kenyamanan dan keamanan" sebagai penumpang. Apalagi jika wanita dan sendiri, pasti paranoid deh ya kan? hehehe. Kita bisa memetik pelajaran dari siapapun dan kapanpun kan? Dan beberapa waktu lalu saya memetik pelajaran via sopir taksi dan kalau menurut saya itu real sesuai dengan kenyataan. Begini ceritanya >
Taksi A (saat hendak pergi)
Saya menyetop taksi ini masih di sekitaran rumah, setelah menunggu sekitar 20-30 menit akhirnya yang ditunggu datang juga *eh. Dan saya mulai menaiki mobilnya dan disambut dengan kata "selamat datang mbak" dari Pak sopirnya. Entah kenapa sejak menaikinya, saya merasa kenyamanan ya. Dan ternyata feeling saya benar, eh Pak Drivernya ternyata orang Jawa alhasil lumayan mengerti lah ketika nanti diajak ngobrol hehehe. Ternyata Bapak ini wawasannya lumayan oke loh, diajakin ngobrol apaan aja nyambung. Dan saya suka kalau ngobrol dengan tipe orang seperti itu :D . Rasanya, perjalanan yang jauh dan macet bakalan gak terasa kalau ada komunikasi antara penumpang dan sopir. Setelah cerita dari awal hingga dia menceritakan awal mulanya menjadi sopir taksi. Kemudian ketemu dengan "benang merahnya", ternyata Bapak ini mantan anak buahnya saudara saya (saat dulu kerja di pabrik).
Saya suka dengan kalimat Pak Driver itu, katanya begini > Jika hidup di dunia ini hanya mencari harta saja maka (manusia) tak akan ada puasnya, bagi saya hidup adalah kebahagiaan bersama keluarga, berbagi kepada orang lain alias bisa berguna untuk orang lain dan hidup cukup adalah bersyukur yang mudah mbak. Hmmm....tujuan hidup yang sederhana namun memilki makna yang luas ^^ Selain itu, Pak Driver taksi itu tidak mempermasalahkan pendapatan yang dihasilkan setiap harinya, toh pada dasarnya rezeki setiap manusia sudah ada yang mengatur dan selagi sudah berusaha InsyaAllah ada jalan mbak. Semoga berkah. Dan saya akui Pak Driver ini jujur dan sangat memegang norma-norma yang berlaku, dia tidak seperi "kebanyakan"sopir taksi yang nyerobot sana-sini ataupun mencoba untuk ngebut. Pelan sekali jalannya namun tetap berhati-hati. Dan diakhir percakapan, sopir taksi tersebut berpesan sepertii ini > gak nyangka ya mbak, ternyata saya menemukan penumpang yang bisa menjalin tali silahturahmi lagi (read : mantan atasannya adalah saudara saya). Percayalah, ketika kita melakukan kebaikan InsyaAllah akan berbuah kebaikan juga dan jangan pernah lelah untuk berbuat kebaikan, keihklasan dan bersyukur!
Taksi B ( ketika mau pulang ke rumah)
Ya, beberapa waktu lalu saya menggunakan jasa transportasi berupa taksi dan pulang pergi. Namun saat berangkat dan pulang taksinya tidak satu merk alias berbeda. Hmmm...saya kurang suka nih sama taksi yang akan mengantarkan saya pulang, kenapa? Pertama, sopir taksinya sopan sih tapi kalau berbicara seperti buru-buru atau memotong pembicaraan orang. Eh di sepanjang perjalanan yang seharusnya biaya perjalanan menggunakan argo eh Pak Driver taksi B ini to the point banget, gimana kalau sistemnya borongan aja mbak? Borongan? Lah, secara sistem aja sudah menyalahi, dalam arti ketika sudah ada yang resmi (read: argo) kenapa harus ke tarif borongan? Hmm...untuk menghormati saya manggut aja. Setelah dia cerita panjang lebar saya cukup mendengarkan saja, gak menarik -,- . Sebenarnya kalau jalanan sangat lancar pasti biayanya bisa lebih murah dan bisa menghemat pengeluaran kan? hehehe. Untungnya jalanan lancar jadi saya tak perlu lama untuk mendengarkan pembicaraannya :p
Pesan yang ingin saya sampaikan disini : Bekerjalah secara jujur untuk apapun profesimu, jangan pernah mengecewakan orang lain dan kalau bisa jalinlah silahturahmi diantara kalian dengan profesimu. Hati-hati ya saat ingin menaiki taksi, pilih yang sudah "berkontribusi" secara nyata dalam hal pelayanan, kenyamanan dan kejujuran. Lebih baik lagi jika kamu termasuk orang yang sibuk sebaiknya berlangganan taksi saja dengan Pak Driver yang sudah dikenal pula.
Saya suka dengan kalimat Pak Driver itu, katanya begini > Jika hidup di dunia ini hanya mencari harta saja maka (manusia) tak akan ada puasnya, bagi saya hidup adalah kebahagiaan bersama keluarga, berbagi kepada orang lain alias bisa berguna untuk orang lain dan hidup cukup adalah bersyukur yang mudah mbak. Hmmm....tujuan hidup yang sederhana namun memilki makna yang luas ^^ Selain itu, Pak Driver taksi itu tidak mempermasalahkan pendapatan yang dihasilkan setiap harinya, toh pada dasarnya rezeki setiap manusia sudah ada yang mengatur dan selagi sudah berusaha InsyaAllah ada jalan mbak. Semoga berkah. Dan saya akui Pak Driver ini jujur dan sangat memegang norma-norma yang berlaku, dia tidak seperi "kebanyakan"sopir taksi yang nyerobot sana-sini ataupun mencoba untuk ngebut. Pelan sekali jalannya namun tetap berhati-hati. Dan diakhir percakapan, sopir taksi tersebut berpesan sepertii ini > gak nyangka ya mbak, ternyata saya menemukan penumpang yang bisa menjalin tali silahturahmi lagi (read : mantan atasannya adalah saudara saya). Percayalah, ketika kita melakukan kebaikan InsyaAllah akan berbuah kebaikan juga dan jangan pernah lelah untuk berbuat kebaikan, keihklasan dan bersyukur!
Taksi B ( ketika mau pulang ke rumah)
Ya, beberapa waktu lalu saya menggunakan jasa transportasi berupa taksi dan pulang pergi. Namun saat berangkat dan pulang taksinya tidak satu merk alias berbeda. Hmmm...saya kurang suka nih sama taksi yang akan mengantarkan saya pulang, kenapa? Pertama, sopir taksinya sopan sih tapi kalau berbicara seperti buru-buru atau memotong pembicaraan orang. Eh di sepanjang perjalanan yang seharusnya biaya perjalanan menggunakan argo eh Pak Driver taksi B ini to the point banget, gimana kalau sistemnya borongan aja mbak? Borongan? Lah, secara sistem aja sudah menyalahi, dalam arti ketika sudah ada yang resmi (read: argo) kenapa harus ke tarif borongan? Hmm...untuk menghormati saya manggut aja. Setelah dia cerita panjang lebar saya cukup mendengarkan saja, gak menarik -,- . Sebenarnya kalau jalanan sangat lancar pasti biayanya bisa lebih murah dan bisa menghemat pengeluaran kan? hehehe. Untungnya jalanan lancar jadi saya tak perlu lama untuk mendengarkan pembicaraannya :p
Pesan yang ingin saya sampaikan disini : Bekerjalah secara jujur untuk apapun profesimu, jangan pernah mengecewakan orang lain dan kalau bisa jalinlah silahturahmi diantara kalian dengan profesimu. Hati-hati ya saat ingin menaiki taksi, pilih yang sudah "berkontribusi" secara nyata dalam hal pelayanan, kenyamanan dan kejujuran. Lebih baik lagi jika kamu termasuk orang yang sibuk sebaiknya berlangganan taksi saja dengan Pak Driver yang sudah dikenal pula.
Enjoy ya disetiap perjalanan dan tetap hati-hati ^_^
Aku malah barusan posting ada kata taksinya juga haha.. btw, templatenya ganti lagi?
BalasHapusiya mbak.
HapusHehehe kalo saya sih lebih suka ngojek, Mbak. tapi ada ojek yang pakai argo gitu lho. Jadi lebih nyaman juga. Sayangnya, kalo ngojek, setiap kali ngobrol itu susah denger apa yang dibilang sama supirnya habisnya kebawa angin sih haha
BalasHapusIya mbak, ngojek lebih simple ya.
HapusWah, saya sudah lama gak pernah naik taksi nih mbak...
BalasHapusTapi taksi yang baik rasanya yang biru itu loh mbak, si burung biru...
Hehehehe :D
HapusMmmmmmm kalo udah cocok sama driver taksi nya gimana kalo di pinta ni nya aja,,, jadi berlangganan gitu sama taksi nya hehehee
BalasHapusiya ya :D
Hapusselamat malam sobat. Ane sampai sekarang belum pernah naek taksi sob hehehe. Izin nyimak artikel nya yang bermanfaat ini. Izin belajar juga ya sobat
BalasHapusIya, silahkan boss.
Hapuswaduh pak sopir taksi B suka keluar jalur ini. Sudah ada jalur resmi masih pake jalur sendiri, berjiwa merdeka kali ya pak sopir ini
BalasHapusentahlah :D
Hapuskenapa tetap mau pake tarif rombongan mbak?
BalasHapusmending sedari awal cari yang pake argo
karena untuk menghargai Pak Driver saja :)
HapusSaya pikir review film nih :)
BalasHapusKalo sy lebih memilih taxi yg warna putih
Argo nya di jamin..hehe
hehehhe :)
Hapusiyaaa..benar sekali...konon dengan mencintai pekerjaan yang kita lakoni maka kinerja kita akan lebiih maksimal,.:)
BalasHapuseh ya ampuuun.. sering pakai taksi, karena enggak terlalu bisa pakai sepeda motor :D
BalasHapusdilihat dari taksi ya pelayanannya, tapi karena sudah sreg sama sih taksi biru, karena insha ALLAH bisa dipercaya, dan jangan dikecewakan ah :))
Hehehehe, sudah klop sama yang biru ya mbak :))
Hapussaya suka taksi yang warnanya biru sama oranye itu,,hehe
BalasHapuswaaaaah :D
Hapusjadi kangen :)
BalasHapusbanyak rupa2 supir taksi ya..dua sisi yg bertolak belakang
Iya pak, dua sisi yang berbeda sifat.
HapusDua orang saja sdh banyak perbedaanya ya...memang sifat manusia berwarna-warni...
BalasHapusIya mbak :D
Hapusditempat saya ga ada taxi bos, hehehe........
BalasHapushehehehe :D
Hapusborongan kali tis bukan rombongan?
BalasHapuswaktu istriku hamil dia selalu pake taksi klo pulang kerja. sebagai suami yang baik gw selalu menganjurkan menggunakan taksi yang terpercaya (taksi dengan logo burung berwarna biru). karena jalanan macet istri gw di turunin sebelum tiba di tujuan, gw suruh poto ID taksinya trus di si share si sosmed tapi istri gw ga tega
eh..iya ya om Yan. Waduh, tuh sopir taksi tega banget -,-
Hapuspesannya dalam banget. hahah. mari kita pilih taksi yg bersertifikat dan berstandar SNI :D
BalasHapuswaduh, kaya iklan berstandar SNI hahhaa
HapusJadi teringat saat saya dari Delta Surabaya ke Bungurasih mbak. Puji syukur waktu itu saya mendapatkan driver yang bersahabat mbak, juga banyak memberi petuah. Selama perjalanan beliau menjelaskan apapun yang kami lalui, rute yang saya tanyakan juga beliau jelaskan dengan detail. Dan juga ada katanya, beberapa oknum yang menggunakan 'argo kuda", akan lebih mahal dari mestinya. Yang aku suka dari beliu setiap bilang dan menjelaskan sesuau selalu mengawali dengan kata "nuwun sewu mas..bla bla", senang dengarnya :)
BalasHapuswah, senang ya mas kalau naik taksi dapat bonus petuah" yg bermanfaat :)
HapusTapi banyak juga sopir taksi yg ga asik
BalasHapusbawanya sembrono pengen buru2 apalagi kalo jemput dari rumah :(
Wah, iya tuh mbak ada yang seperti itu.
Hapusselamat sore mbak . .
BalasHapusmaaf baru bisa nyimak niy , ,
seru banget dah critanya mbak , ,
bisa di jadikan novel thriler niyh , hehe
waduh :D
Hapusjarang naik taksi hehe
BalasHapushehehehe :D
HapusAku pilih-pilih juga kalau mau naik taksi, secara sering pakai.
BalasHapusTapi merk taksi ga menjamin sopirnya baik sih, jadi ya gambling.
Kalau yg baik biasanya aku lebihin dari argo, tp kalau nyetirnya bikin mual, pura2 amnesia jalan malah ga tak kasih lebih, atau minta turun, ganti taksi lain. :/
Iya ya mbak, pilah-pilih taksi itu penting :)
Hapusseumur-umur saya belum pernah naik taksi mbak :D
BalasHapusHehehehe :D
Hapussaya jarang naik taksi mbak, kemahalan sih sebenarnya.....
BalasHapusapak takasi pertama pandai ngomong ya.. sepertinya bibirnya tipis. lha apa hubungannya...
hehehhee :D
HapusKalo macet lebih milih ojek aja lebih praktis, tapi kalo malam enakan taxi yg kuning murah meriah :-)
BalasHapusojek memang bebas hambatan ya kak :D
Hapusiya bener banget mbak titis, bagi yang sering bepergian naik taksi lebih baik langganan sama driver tertentu.. kadang satu perusahaan yang sudah memberi layanan baikpun kalau beda driver adaa aja yg ga nyaman..
BalasHapusIya mbak, kenyamanan itu penting ya mbak saat berkendara.
Hapuswaduh, kaya iklan berstandar SNI hahhaa
BalasHapus