www.titisayuningsih.com Hidup adalah Perjuangan

Ada apa saja di Cimory Diaryland Puncak? Simak melalui postingan ini :). Bagi yang mau wisata keluarga berkunjung ke Cimory Diaryland Puncak sangat cocok. Bisa mengajak orang tua atau anak-anak pun sangat direkomendasikan. Saat berkunjung ke Cimory Diaryland Puncak, beberapa aktivitas bisa dilakukan, sebagai berikut :

Cimory Diaryland Puncak ini konsepnya adalah liburan keluarga. Terdapat beberapa hewan, diantaranya ada domba. Di tempat ini, kamu juga bisa memberikan makanan ke hewan dengan membeli wortel seharga 10.000 nanti dapat di dalam gelas plastik gitu. Liburan sambil edukasi sangat cocok ke sini dikarenakan bisa memperkenalkan nama-nama hewan. Selain, memberikan makan domba wortel, kamu juga bisa memberikan minum susu ke Sapi dan berbayar juga seharga 10.000.

Magic Village itu apa sih? Kalau menurutku, Magic Village itu seperti berada di dunia dongeng di mana ada kurcaci dan seolah-olah ada di hutan dengan aliran sungai yang membuat adem. Terdapat burung hantu juga di sini. Oh iya, kamu bisa berfoto dengan manusia kecil di sini juga dan jangan lupa memberikan sedikit rezeki ya. Perjalanan mengunjungi Magic Village ini lumayan membuat kaki berolahraga. Lebih baik saat datang ke sini, pagi hari ya, jam 9an pas udara masih segar dan tidak terlalu panas.

Saat mengunjungi De Windmills, seperti berasa lagi di luar negeri, hiasannya berupa kincir angin berwarna warni dan terdapat wahana sepeda putar mengelilingi area pertamanan gitu. Menyusuri area De Windmills, kamu menikmati setiap spot foto ikonik, bisa menambah cantik halaman instagram. Oh iya, di sini nanti ada dua jalur, di mana jalur sebelah kiri untuk menikmati wahana tantangan, seperti main ATV dll dan jalur ke kanan menuju pintu keluar, akan disuguhkan konsep terowongan yang dihiasi dengan kincir angin warna warni.

                                                                                                                 

Oh iya, saat berkunjung ke Cimory Puncak ini, akan mendapatkan produknya secara gratis dan bisa ditukarkan di restunya. Selain itu, setiap kuponnya ada potongan harga jika mau beli es krim atau yang lain selagi masih di dalam kawasan Cimory. Bagi yang suka naik kuda, bisa dicoba dan terdapat playground juga di sini, namun berbayar.

   

Hmm....saat di sini, tidak terlalu lama karena sudah bosan dan sudah puas juga kelilingnya. Berhubung masih jam 10 pagi, maka memutuskan untuk pergi ke Mekarsari. Saat memutuskan ke sana, seperti nostalgia masa kecil. Hampir belasan tahun ku tak berkunjung ke sana. Ingat banget, dulu saat ke sana pas momen arisan RT. Ada hal yang bikin aku kaget, Mekarsari seperti tempat wisata sepi dan hening, tidak ada kehidupan di sana. Menuju ke sini menggunakan google maps, saat diinfomarsikan bahwa sudah sampai, sempat ragu, apakah ini Mekarsari? Tidak ada kegiatan di sana. Alhasil masuk melalui pintu depan dan menyusuri ke loket tiketnya sepi sekali. Saat berjalan menuju loket tiketnya sampai bertanya, apakah Mekarsari buka? Iya Mbak, buka, begitu kata petugas karcisnya. Bagaimana keadaan Mekarsari, Taman Buah terbesar di dunia?

Mekarsari berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Untuk harga tiket masuk beragam, disesuaikan, apakah mau petik buah juga atau tidak. Waktu itu pesan tiket dengan kategori B, seharga 50.000/orang, fasilitasnya tiket masuk, kereta keliling, free 1 wahana (istana balon, perahu naga atau fish therapy), 3D Trick art museum dan petik buah (disesuaikan dengan musimnya). Pembayaran bisa menggunakan Qris ataupun tunai.

                                      

Sudah membeli tiketnya, lalu jalan sejauh 300 Meter dan naik kereta keliling. Saat naik kereta keliling, aku agak kaget sih, fasilitas di sini kurang bagus, kereta sudah usang gitu warna catnya dan tempat antreannya juga seperti tidak layak. Saat di sini, sempat berinteraksi dengan petugasnya, aku bertanya, bagaimana Pak, keadaan Mekarsari saat ini? Beliau mengatakan saat ini sepi mbak. Hanya ada beberapa kereta keliling dan petugasnya juga tidak banyak, semenjak covid tempat ini hampir mau tutup mbak karena jumlah pengunjungnya semakin menurun dan sepi. Ya, ingat banget, dulu kala, Mekarsari ini menjadi tempat favorit untuk wisata, bagaimana tidak? Bisa menikmati buah dari segala penjuru dan bisa ditanam di sini. Petugasnya bercerita, Mekarsari lagi proses bangkit kembali, Mbak. 

                                                       

Pasti yang pernah ke Mekarsari saat dulu dan saat ini pasti kaget dah melihat kondisi yang makin usang. Kami harus menunggu sekitar 15 menit, menunggu kereta sedikit banyak penumpang dan baru bisa jalan. Saat di kereta, petugasnya menjelaskan sejarah Mekarsari, tanaman apa saja yang ada di sana dan apa saja programnya untuk menarik minat pengunjung. 

Nah, saat membeli tiket termasuk bisa petik buah juga, alhasil kami diturunkan di kebun buah Belimbing dan diberi waktu sekitar 10 menit utuk melihat dan memetik buah belimbing. Alhasil, ada beberapa pohon Belimbing yang sudah berbuah dan bisa dipetik buahnya. Satu orang hanya boleh memetik satu buah saja. Dapat dipastikan buah di sini sangat manis sekali. Rekomendasi buat wisata edukasi nih sama anak-anak atau bersama keluarga.

           

Selain bisa petik buah, bisa menikmati naik perahu naga dan tidak bayar lagi. Tenang, tidak usah takut saat naik perahu naga karena aman, ada pelampungnya. Kenapa disebut perahu naga? karena emang ada naganya sih (gambarnya). Perahu naga ini muterin danau sekitar Mekarsari, kurang lebih 15 menit lah, pulang dan pergi, petugasnya ramah sekali dan aman. 

Berhubung kereta kelilingnya berhenti di wahana perahu naga, alhasil istirahat sejenak dulu. Pas sekali di depan ada permainan buat anak-anak dan bisa menikmati alam Mekarsari yang udaranya sangat sejuk lalu ditambah langit birunya cakep sekali. Ciptaan Tuhan tentang alam tidak pernah gagal, sungguh menawan dan indah sekali.

Alhasil waktu sudah menunjukkan waktu sekitar jam 2 siang, memutuskan untuk kembali ke Jakarta, agar tidak kesorean tibanya. Selanjutnya, kelayapan ke mana lagi? Yuk, yang ada saran bisa dibantu komentar ya, kalau bisa yang masih terjangkau di sekitaran Jakarta dan Bogor.

Foto : Sumber Pribadi